The Massa Poling
Pelajaran yang sulit bagi saya













View Results

 

Terimakasih Kepada:


Tuhan Yang Maha Esa

 KEPSEK SMAN 1

 Orang Tua kami

 Majelis Guru SMAN 1

 Ibu Elida H

 Ibu Novi

 Ibu Nurbetty

 Bang Hendrik

 Ice Rozalina

 Teman-teman Kami

Anda Pengunjung ke:

Terimakasih atas kunjungan anda

”Kirim

stefanusryryn

Senin, 06 September 2010

PostHeaderIcon UN Sebagai Sistem Dari Pendidikan


Taukah kalian sahabatku???? Setelah perjuangan kedua BAPAK DAN IBU PENDIDIKAN kita untuk membebaskan kita semua untuk dapat bersekolah dan menimba ilmu sekarang giliran kita untuk memaju kan bangsa yang tercinta ini.
Yaitu sesuatu yang membuat kita deg-dg kan dalam menghadapi nya,,,,,,, pasti dengan sekejap saja kalian telah tau akan jawabannya.. ya pasti adalah UN atau biasa disebut dengan Ujian Nasional.
Taukah kalian bagaimanakah sejarah dari Ujian Nasional (UN) tersebut????? Setelah kalian tau,saya sebagai penulis mohon komentar dari kalian semua tentang Ujian Nasional tersebut.


Ujian Nasional yang disingkat UN kerap menjadi momok yang menakutkan bagi banyak siswa. Banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan untuk sukses menghadapi UN. Baik itu upaya jelek atau upaya yang baik. Para siswa itu rela mengikuti les-les seharian penuh bahkan ada yang sampai malam. Mereka rela mengikuti hal tersebut untuk mendapatkan selembar kertas yang berisi angka-angka yang melebihi standar kelulusan. Bahkan untuk mensukseskan Ujian Nasional, tak jarang para siswa maupun guru melakukan kecurangan-kecurangan.
Ujian kelulusan bagi para siswa sekolah sampai saat ini masih menjadi masalah tersendiri. Mulai dari penetapan mata pelajaran yang diujikan, standar kelulusan, sampai resiko yang harus ditanggung apabila tidak lulus.
Jika kita melihat sejarah ujian kelulusan bagi siswa sekolah di Indonesia akan terlihat sistem yang selalu berubah tiap pergantian pejabat.
yaitu terdiri dari beberapa periode:
Periode 1950-1960-an
Pada periode ini ujian kelulusan disebut dengan ujian penghabisan dan diadakan secara nasional serta soal-soal dibuat oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Soal-soal yang diujikan berbentuk essai dan hasil ujian diperiksa di pusat rayon.

Periode 1965-1971
Pada periode ini semua mata pelajaran diujikan dalam hajat yang disebut ujian negara. Bahan ujian dibuat oleh pemerintah pusat dan berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia. Waktu ujian juga ditentukan oleh pemerintah pusat.
Periode 1972-1979
Pada periode ini pemerintah memberi kebebasan untuk setiap sekolah atau kelompok sekolah menyelenggarakan ujian sendiri. Pembuatan soal dan penilaian dilakukan masing-masing sekolah atau kelompok sekolah. Pemerintah hanya menyusun pedoman dan panduan yang bersifat umum.
Periode 1980-2001
Pada Periode ini mulai diselenggarakan ujian akhir nasional yang disebut Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional). Model ujian akhir ini menggunakan dua bentuk yaitu Ebtanas untuk mata pelajaran umum dan Ebta untuk mata pelajaran non-ebtanas. Ebtanas dikoordinasim oleh pemerintah pusat dan Ebta dikoordinasi oleh pemerintah provinsi. Kelulusan ditentukan oleh kombinasi dua evaluasi tadi ditambah nilai ujian harian yang tertera di buku rapor. Dalam Ebtanas siswa dinyatakan lulus jika nilai rata-rata seluruh mata pelajaran yang diujikan adalah enam. Meskipun terdapat nilai di bawah tiga.
Periode 2002-2004
Pada periode ini Ebtanas diganti dengan nama Ujian Akhir Nasional (UAN) dan standar kelulusan tiap tahun berbeda-beda. Pada UAN 2002 kelulusan ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual. Pada UAN 2003 standar kelulusan adalah 3.01 pada setiap mata pelajaran dan nilai rata-rata minimal 6.00. Soal ujian dibuat oleh Depdiknas dan pihak sekolah tidak dapat mengatrol nilai UAN. Para siswa yang tidak/belum lulus masih diberi kesempatan mengulang selang satu minggu sesudahnya. Pada UAN 2004, kelulusan siswa didapat berdasarkan nilai minimal pada setiap mata pelajaran 4.01 dan tidak ada nilai rata-rata minimal. Pada mulanya UAN 2004 ini tidak ada ujian ulan bagi yang tidak/belum lulus. Namun setelah mendapat masukan dari berbagai lapisan masayarakat, akhirnya diadakan ujian ulang.
Periode 2005-sekarang (2010)
Pada periode ini UAN diganti namanya menjadi Ujian Nasional (UN) dan standar kelulusan setiap tahun pun juga berbeda-beda. Pada UN 2005 minimal nilai untuk setiap mata pelajaran adalah 4.25. Pada UN 2005 ini para siswa yang belum lulus pada tahap I boleh mengikuti UN tahap II hanya untuk mata pelajaran yang belum lulus. Pada UN 2006 standar kelulusan minimal adalah 4.25 untuk tiap mata pelajaran yang diujikan dan rata-rata nilai harus lebih dari 4.50 dan tidak ada ujian ulang. Pada UN 2007 terdapat dua kriteria kelulusan yaitu;
G. Nilai rata-rata minimal 5.00 untuk seluruh mata pelajaran dengan tidak ada nilai di bawah 4.25.
H. Jika nilai minimal 4.00 pada salah satu mata pelajaran yang diujikan maka nilai pada dua mata pelajaran linnya adalah 6.00.
Pada UN 2007 ini tidak ada ujian ulang. Dan bagi yang tidak lulus disarankan untuk mengambil paket c untuk meneruskan pendidikan atau mengulang UN tahun depan. Pada UN 2008 mata pelajaran yang diujikan lebih banyak dari yang semula tiga, pada tahun ini menjadi enam. Standar kelulusan pada tahun ini terdapat dua kriteria yang hampir sama dengan tahun 2007 hanya saja terdapat penambahan nilai rata-rata minimal menjadi 5.25. Penambahan mata pelajaran pada UN 2008 ini karena BSNP mendapat masukan, bahwa ada ketidakseimbangan tingkat keseriusan antara mata pelajaran yang di-UN-kan dan yang tidak. Pada UN 2009 standar untuk mencpai kelulusan, nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya. Pada UN 2010 tahun ini, standar kelulusannya adalah;
• Memiliki nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4.0 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk mata pelajaran lainnya.
• Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran praktek kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.
Pada tahun ini akan diadakan ujian ulang bagi yang tidak/belum lulus.
Apakah di tahun berikutnya masih ada UN? masih menjadi tanda tanya bagi kita. Saran saya bagi yang akan melaksanakan UN tahun ini bersemangatlah dan jangan dijadikan UN sebagai momok yang menakutkan. Jadikanlah UN untuk belajar. karena menurut kata pepatah “ujian itu untuk belajar, dan bukanlah belajar itu untuk ujian”.
UN dalah suatu momok yang sangat menakutkan bagi kebanyakan bahkan semua siswa, dan saya masih heran dan merasa bingung dengan kebijakan dilaksanakannya Ujian Nasional sebagai salah satu syarat seorang siswa dinyatakan lulus dan berhak mengikuti jenjang pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ujian nasional masih menggunakan naskah yang sama secara nasional, artinya kemampuan peserta didik di ukur dengan standar yang sama secara nasional sementara tingakat keragaman siswa , daya dukung sarana/prasarana , status sosial peserta didik bengitu beraneka macam rupa.
Oleh karena itu saya menyarankan ujian memang harus diadakan diakhir tahun pelajaran sebagai syarat kelulusan. Namun ujian tidak distandarkan secara nasional tetapi diberi keebebasan sekolah untuk membuat standar sendiri dengan tidak mendikotomikan mata pelajaran yang di UN-kan dan yang tidak di UN-kan. karena dengan adanya dikotomi semacam itu perhatian siswa dan orang tua serta sekolah menjadi tidak berimbang dalam memandang mata pelajaran di sekolah. Selain itu kelulusan siswa hendaknya tidak hanaya dilihat dari nilai hasil ujian saja, tetapi juga harus dilihat dari nilai proses belajar yang berjalan selama siswa belajar ditempat /sekolah tersebut.
Dan jika ujian nasional tersebut haruslah sekolah yang memutuska karena, tidak mungkin ada seorang murid yang rajin dan pandai tidak lulus dalam ujian nasional tersebut itu sangat menyedihkan sekali. Karena “masak” hanya beberapa hari siswa-siswi mengikuti ujian telah dapat memutuskan siswa ini berhak atau tidak untuk lulus dan naik ketahap perguruan yang lebih tinggi.
Saya hanya dapat menyarankan kepada semua teman-teman yang tahun besok (periode 2010/2011) mengikuti Ujian Nasional untuk selalu semangat dan jangan mudah berputus asa dalam belajar dan untuk mendapatan keLULUSAN yang baik. Dan saya berharap semoga pada tahun ini semua siswanya LULUS 100%. AMIEEN…………….

Artikel Oleh : Ice Rozalina

0 komentar:

Posting Komentar

link teman

Admin

Mari isi Daftar Tamu

[
SMAN 1 Mandau
]
Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Link Teman

Forum

Bertukar link